RumahAdat Lorodirma Kabupaten Malaka. Maibiku adalah dusun Tradisional yang khas/unik dengan pemendangan indah merupakan ibukota Loro Dirma dikala zaman Kerajaan dengan bangunan masih asli. Terdapat pembuat tenun ikat dan tarian Likurai, Tebe dan Bidu. Rumah Adat Lorodirma, terletak di Desa Sanleo, Kecamatan Malaka Timur. Jarak dari 2 Berselancar. Hal selanjutnya yang dapat dilakukan di Sumba adalah berselancar. Bagi yang memiliki hobi berselancar, Anda pasti akan sangat senang jika melihat pantai-pantai di Sumba. Seperti pacuankuda di ttu dan sumba timur; sabung ayam di sabu raijua; lomba makan ikan di manggarai barat. tour wisata kolosal ke berbagai objek dan daya tarik wisata, pagelaran budaya dan hiburan umum di 21 kabupaten/kota se-ntt. prosesi pasola di sumba barat daya dan kegiatan upacara adat di tiap–tiap kampung adat. Mulaidari Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, sampai yang paling jauh yaitu Sumba Timur. Sudah cukup banyak tempat wisata yang saya kunjungi disini. Malahan, saya sudah mengunjungi tempat-tempat yang bahkan orang asli sini pun belum pernah datangi. And let me tell you something, I am proud to say that Sumba is a Paradise. Pakaianadat sumba barat. Hari ini senin 23 11 2020 saya juga merasakan hal yang sama ketika bapa mama sekalian menerima kedatangan saya demgan memgenakan pakaian adat sumba RumahAdat Sumba TimurRumah Adat Sumba Timur. Deretan Desa Adat di Indonesia yang Jadi Destinasi Wisata Unik : Okezone Travel. Ekspedisi Kamanasa - Arsitektur Hijau. 10+ Pakaian Adat NTT Pria & Wanita (NAMA, PENJELASAN, GAMBAR) 5 Jenis Rumah Adat NTB yang Penuh Nilai Filosofis. Rumah Adat Nusa Tenggara Barat, Menilik Keunikan IyDsuW. Wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki warisan budaya yang begitu beragam, salah satunya adalah warisan budaya pakaian adatnya yang masih dipertahankan hingga kini. Didominasi dengan balutan kain tenun khas NTT yang indah, ada banyak pakaian adat NTT yang memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Beragamnya budaya pakaian adat yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Timur ini juga dikarenakan beragamnya suku yang mendiami provinsi Nusa Tenggara Timur. Penasaran seperti apa cantiknya busana atau pakaian adat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini? Berikut 7 pakaian adat NTT yang memiliki keunikan dan khas masing-masing. 7 Pakaian Adat NTT yang Unik dan Mempesona 7 Pakaian Adat NTT yang Unik dan Mempesona Adat Suku Rote Adat Suku Adat Suku Manggarai Adat Suku Adat Suku Sabu Adat Suku Dawan Adat Suku Helong Adat Suku Rote Menurut sejarahnya, Suku Rote yang kini menjadi penduduk asli Pulau Rote adalah orang-orang yang bermigrasi dari Maluku. Selain di Pulau Rote, Suku Rote juga mendiami pulau-pulau lain di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulau Nuse, dan pulau-pulau lainnya. Suku Rote memiliki pakaian adat yang kini menjadi ikon pakaian adat NTT. Pakaian adat NTT dari Rote ini disebut dengan nama Tenun Ikat yang terdiri dari kain tenun dan sering dikombinasikan dengan kemeja putih panjang. Busana ini kemudian ditambahkan penutup dada berupa selendang kain yang bermotif sama dengan kain bawahannya. Hal unik lainnya dari pakaian adat NTT khas Suku Rote ini adalah topi ti’i lingga yang mirip dengan topi ala Meksiko. Topi ini terbuat dari daun lontar kering dan menjadi simbol kewibawaan kaum pria Suku Rote. Adat Suku Sumba Suku Sumba adalah suku dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mendiami wilayah Pulau Sumba. Suku Sumba juga memiliki pakaian adat yang cukup sederhana namun terlihat menawan. Pakaian adat NTT untuk laki-laki Suku Sumba dikenal dengan nama hinggi. Hinggi atau kain ini dikenakan sebanyak dua lembar, yaitu hinggi kawuru dan hinggi kombu. Lalu bagian kepalanya dililitkan ikat kepala yang membentuk jambul. Tak lupa pakaian adat NTT dari Sumba ini juga dilengkapi aksesoris seperti gelang dan senjata tradisional. Sementara para wanita Sumba mengenakan kemben bernama ye’e, kain berbentuk sarung, anting-anting, dan hiasan kepala berbentuk bulan sabit. Adat Suku Manggarai Pakaian adat NTT milik Suku Manggarai dikenal dengan nama kain songke. Cara memakai kain songke mirip dengan cara memakai sarung, hanya saja ada bagian-bagian tertentu yang harus dihadapkan ke depan. Kain songke umumnya didominasi warna hitam yang melambangkan keagungan. Setiap motif kain songke juga memiliki makna yang berbeda. Para pria Suku Manggarai umumnya mengenakan kemeja lengan panjang, selendang motif songke, sarung kain songke, dan aksesoris kepala yang bernama sapu. Sementara para wanitanya mengenakan kebaya yang dipadu dengan kain songke, selendang kain, dan aksesoris bernama balibelo. Adat Suku Lio Suku Lio adalah salah satu suku tertua di Flores yang mendiami Kabupaten Ende. Pakaian adat NTT milik Suku Lio bernama ikat patola. Ikat patola adalah kain tenun yang digunakan secara khusus untuk kepala suku dan warga kerajaan. Motif dari ikat patola pun beragam, mulai dari motif dedaunan, motif hewan, hingga motif manusia. Bagi para wanita bangsawan Suku Lio, ikat patola ini ditambahkan hiasan manik-manik atau kulit kerang pada tepi kainnya. Baca juga 8 Alat Musik Khas Nusa Tenggara Timur Adat Suku Sabu Pakaian adat NTT milik Suku Sabu dibedakan menjadi dua, yaitu pakaian untuk pria duntuk wanita. Pakaian untuk pria terdiri dari atasan kemeja putih lengan panjang yang dipadukan dengan bawahan sarung dari kain katun. Kemudian ditambahkan pula selendang yang diselempangkan di bahu dan ikat kepala mahkota tiga tiang. Sementara pakaian untuk wanitanya tampak lebih sederhana, yaitu yaitu kebaya yang dipadukan dengan dua lilitan kain tenun dan diikat dengan ikat pinggang bernama pending. Baca juga 5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Labuan Bajo Adat Suku Dawan Pakaian adat NTT yang berasal dari Suku Dawan dinamakan baju aramasi. Baju aramasi yang dikenakan oleh para wanita Suku Dawan ini adalah kebaya yang dipadukan dengan kain tenun sebagai bawahan dan selendang untuk menutupi dada. Kemudian ditambahkan pula aksesoris seperti sisir emas, tusuk konde, dan sepasang gelang berbentuk kepala ular. Sementara baju amarisi yang dikenakan para pria terdiri dari kemeja bodo dan sarung tenun yang diikat pada pinggang. Selain itu baju untuk pria juga dilengkapi aksesoris seperti kalung muti salak, kalung habas, gelang, dan ikat kepala. Adat Suku Helong pinterest Pakaian adat yang dikenakan para wanita Suku Helong merupakan perpaduan atasan berupa kebaya atau kemben dengan bawahan berupa sarung yang diikat menggunakan ikat pinggang emas. Pakaian ini kemudian dilengkapi dengan hiasan kepala berbentuk bulan sabit dan hiasan leher berbentuk bulan. Sementara pakaian adat untuk pria Suku Helong berupa atasan kemeja bodo dengan bawahan selimut lebar. Pakaian adat ini kemudian dilengkapi ikat kepala berupa destar dan perhiasan leher yang dinamakan habas. Itulah tujuh pakaian adat NTT dari masing-masing suku yang mendiami wilayah NTT. Sangat unik dan menawan bukan? Selain pakaian adatnya, masih ada banyak hal lainnya yang bisa Sahabat temukan di pedalaman Indonesia Timur. Klik di sini untuk mengenal lebih jauh pedalaman Indonesia. Sumber artikel Nusa Tenggara Timur memiliki sejumlah suku yang masing-masing memiliki pakaian adat yang berbeda-beda, serta maknanya yang juga berbeda-beda. Keberagaman tersebut semakin membuktikkan bahwa Indonesia kaya akan budaya yang menarik untuk digali satu per satu. Ingin tahu seperti apa keberagaman pakaian adat yang menarik milik suku-suku di NTT? Berikut ini tujuh di antaranya! Table of Contents Ini 7 Pakaian Adat khas NTT Sesuai Suku1. Pakaian Adat Suku Manggarai2. Pakaian Adat Suku Rote3. Pakaian Adat Suku Helong4. Pakaian Adat Suku Sabu5. Pakaian Adat Suku Dawan6. Pakaian Adat Suku Sumba7. Pakaian Adat Suku Lio Ini 7 Pakaian Adat khas NTT Sesuai Suku 1. Pakaian Adat Suku Manggarai Pakaian Adat Suku Manggarai source Suku Manggarai adalah suku yang mendiami Pulai Flores bagian barat, dan pakaian adat mereka disebut sebagai kain Songke. Kain Songke didominasi warna hitam untuk melambangkan keagungan, yang cara pakainya sama seperti sarung. Kaum pria suku Manggarai berpakaian adat berupa kemeja putih lengan panjang yang dipadu dengan selendang motif songke, sarung kain songke, dan hiasan kepala bernama Sapu. Sementara itu kaum wanitanya mengenakan kebaya yang dipadu dengan selendang, kain songke, dan hiasan kepala yang bernama Balibelo. 2. Pakaian Adat Suku Rote Pakaian Adat Suku Rote sorce Urban Asia Suku Rote berasal dari Pulau Rote, namun mereka juga mendiami beberapa pulau di NTT seperti Pulau Timor, Pulau Ndao, Pulau Pamana, Pulai Nuse, dan lain-lain. Pakaian adat mereka disebut sebagai Tenun Ikat. Kain tersebut biasa dipadukan dengan kemeja putih lengan panjang untuk penggunaannya. Yang unik dari pakaian adat suku Rote adalah aksesorisnya, yaitu topi a la Meksiko yang disebut sbegai topi ti’i lingga, yang terbuat dari daun lontar kering, dan menjadi simbol kewibawaan kaum prianya. 3. Pakaian Adat Suku Helong Pakaian Adat Suku Helong source Wadaya Suku Helong berasal dari Pulau Timor dan banyak tinggal di daerah Kupang. Pakaian adat kaum pria suku Helong adalah baju bodo untuk atasan, dengan selimut lebar yang diikat di pinggang sebagai bawahannya. Pakaian mereka dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut destar dan kalung yang disebut habas. Sementara itu untuk kaum wanitanya, mereka mengenakan kemben dari kain tenun dengan sarung yang diikat di pinggang menggunakan sabuk emas bernama pending, yang kemudian dilengkapi dengan hiasan kepala berbentuk bulan sabit dan kalung berbentuk bulan. 4. Pakaian Adat Suku Sabu Pakaian Adat Suku Sabu source Wadaya Suku Sabu adalah suku yang mendiami Pulai Sawu, sehingga mereka juga biasa disebut sebagai Suku Sawu. Mereka memiliki pakaian adat kain tenun ikat berupa sarung yang bernama higi hawu dan kain berbentuk selimut bernama higi huri. Pakaian adat kaum pria suku Sabu mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan kain tenun untuk bawahannya, ditambah dengan selempang dari kain tenung, kalung, dan hiasan kepala unutk aksesorisnya. Sementara kaum wanitanya mengenakan kain tenun yang dililit dua kali sebagai kemben yang diikat dengan sabuk yang bernama pending, ditambah kalung dan gelang untuk aksesorisnya. 5. Pakaian Adat Suku Dawan Pakaian Adat Suku Dawan source Suku Dawan atau yang juga disebut suku Atoni mendiami daerah Pulau Timor tepatnya di Kabupaten Belu. Sementara pakaian adat suku Dawan disebut sebagai amarasi. Kaum pria dari suku Dawan memiliki pakaian adat berupa baju bodo sebagai atasan dan sarung tenun sebagai bawahan yang dilengkapi aksesoris berupa kalung muti salak, gelang, ikat kepala, dan kalung habas. Berbeda dengan kaum pria, amarasi kaum wanita adalah berupa kebaya yang dipadukan dengan kain tenun sebagai bawahan. Tak lupa, akesoris yang menghiasa adalah tusuk konde, sisir emas, gelang berbentuk kepala ular, selendang penutup dada, dan kalung muti salak. 6. Pakaian Adat Suku Sumba Pakaian Adat Suku Sumba source IG/ giring Sesuai namanya, suku Sumba adalah suku yang mendiami pulau Sumba. Untuk pakaian adatnya, kaum pria suku Sumba disebut hinggi kombu, yang cara pakainya adalah dillitkan di pinggang, dengan tambahan aksesoris berupa ikat kepala yang disebut tiara patang, gelang, dan senjata tradisional. Untuk kaum wanitanya, mereka mengenakan kain kemben yang bernama Ye’e dengan aksesoris pelengkap berupa anting-anting yang disebut mamoli, dan hiasan kepala berbentuk bulan sabit. 7. Pakaian Adat Suku Lio Pakaian Adat Suku Lio source sultansinindonesieblog Suku Lio merupakan suku tertua di Pulau Flores, yang tinggal di Kabupaten Ende. Pakaian adat mereka bernama ikat patola, kain tenun yang digunakan oleh kepala suku atau warga kerajaan. Kain tersebut memiliki berbagai motif, seperti hewan, dedaunan, hingga manusia. Para bangsawan wanita suku Lio, biasanya menambahkan hiasan pada kain patola mereka berupa manik-manik atau kulit kerang di tepian kainnya. Demikian lah tujuh pakaian adat yang ada di Nusa Tenggara Timur, sungguh unik dan menawan bukan? Baca juga Keunikan Pulau Komodo, Wisata Wajib di Indonesia Setiap daearah memiliki busana atau pakaian adat sendiri, dan itu adalah kekayaan budaya bangsa kita. Banyak pemuda yang kini melupakan budaya bangsanya termasuk pakaian adatnya. Busana adat atau pakaian adat adalah pakaian yang dipakai menurut aturan-aturan tertentu dan telah disepakati dan dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi setelahnya. Masyarakat di Sumba Timur juga memiliki pakaian adat yang khas dan penuh dengan makna. Dan berikut ini akan admin bahas beberapa jenis busana atau pakaian adat di Sumba Timur dan fungsinya. Perlengkapan Pakaian Adat Masyarakat Sumba Timur Berdasarkan ketentuan adat masyarakat Sumba Timur, perlengkapan pakaian laki-laki terdiri dari beberapa kain; tiara ikat pada kepala yang disebut juga kambala, dua helai hinggi yang dililitkan pada pinggang disebut kalambungu dan satunya lagi dililitkan pada pundak disebut paduku, lalu ada kalumbutu yakni seamcam tempat sirih pinah yang digantung pada sebelah kanan pundak. Untuk perlengkapan tambahan ada ruhu banggi yang diikat dengan sebuah tuangalu yaitu kotak kayu tempat menyimpan mamuli perhiasan dari emas dan perak. Pakaian Adat Sehari-Hari Masyarakat Sumba Timur Sedangkan pakaian yang dipakai sehari-hari dinamakan hinggi patinu mbulungu, hinggi papabetingu atau hinggi kawuru. Ada pakaian yang khusus dipakai pada peristiwa-peristiwa penting saja atau pada saat upacara yaitu pakaian hinggi kombu. Namun hinggi kombu juga bisa dipakai sehari-hari namun biasanya yang sudah usang atau rusak yang disebut dengan katari hinggi yang berarti selimut usang. Namun sangat disayangkan bahwa saat ini kain—kain tenun tradisional Sumba ini jarang dipakai oleh masyarakat Sumba Timur, kini mereka lebih menyukai kain buatan pabrik-pabrik modern yang disebut hinggi tiara yang harganya lebih murah dan mudah diperoleh di toko-toko. Pakaian Adat Sumba Timur Pada Saat Peristiwa Penting Masyarakat Sumba Timur jika ada peristiwa penting misalnya pada pesta atau upacara dan ritual-ritual keagamaan biasanya memakai pakaian yang baik dan bersih. Pakaian yang terbaiknya adalah hinggi kawuru atau pakaian hinggi kombu. Pakaian tersebut dipakai di semua kalangan karena tidak ada perbedaan antara pakaian yang dipakai oleh ratu atau maramba kaum bangsawan dengan pakaian yang dipakai oleh kabihu ata. Jika pun ada maka itu hanya menyangkuat kualitas saja dan hanya pada motif ragam hias tertentu, seperti motif ruu patola yang dinamakan patola ratu. Karena potala ratu ini hanya boleh dipakai oleh para ratu dan kaum bangsawan saja. Pakaian Adat Wanita Sumba Timur Perlengkapan pakaian adat wanita terdiri dari lau saja. Cara memakai lau adalah dengan mengepitnya pada ketiak sebelah kiri, lalu disangkutkan pada pundak kiri atau dilipat di pinggang. Namun saat ini selain lau, para wanita juga memakai kebaya atau pakaian atas yang lain. Sedangkan kain sarung yang dipakai sehari-hari disebut lau patinu mbulungu atau lau papabetingu dan lau tiara. Jika untuk bepergian atau untuk pesta maupun upacara adat para wanita di Sumba Timur memakai lau ruukadama, lau kombu atau lau kawalu. Namun karena sarung-sarung tersebut terasa agak berat jika dipakai, maka mereka lebih menyukai sarung yang terbuat dari kain atau sarung yang beli di toko. Kain sarung seperti itu disebut sebagai lau tiara hatingu yang artinya sarung kain satin atau lau tiara hutaru yang artinya sarung kain sutera. Agar menjadi bagus maka sarung-sarung tadi dihiasi dengan sulaman yang terdiri dari berbagai motif ragam hias seperti motif ayam, burung, bunga dan sebagainya. Kai nsarung yang dihiasi dengan sulaman ini diberi nama lau pabunga yang artinya sarung yang dihiasi atau lau pakambuli yang artinya sarung yang disulam. Sementara itu para wanita yang dari golongan bangsawan atau hartawan biasanya ada yang menghiasi sarung-sarungnya dengan uang logam Belanda yang terbuat dari perak dengan nilai setara dua setengah golden uang emas Inggris atau poundserling. Sarung seperti ini dinamakan lau utu amahu yang artinya sarung jahitan emas atau perak. Ada juga sarung yang dihiasi manik-manik yang disebut lau utu hada dan sejenis kerang kecil atau lau wihi kau. Selain kain sarung, pada acara-acara khusus seperti pesta atau upacara adat biasanya memakai lau pahikungu atau lau pahudu. Perlengkapan adat lain yang harus dibawa oleh kaum wanita Sumba Timur adalah buala hapa atau tepat sirih pinang khusus untuk wanita, dan sebagai perhiasannya biasanya mereka juga memakai sisir yang terbuat dari kulit penyu pada sanggulnya, lalu perhiasan lain seperti kalung, gelang manik-manik dan anting-anting yang terbuat dari emas. Itulah Jenis-Jenis Busana dan Pakaian Adat di Sumba Timur, semoga artikel memberi kita wawasan dan pengetahuan akan kekayaan budaya bangsa kita.

pakaian adat sumba timur